Kamis, 07 Januari 2016

Nasehat Teruntuk Saudaraku yang Kucintai Karena Allaah (2)



Bismillaahirrahmanirrahiim


Sesungguhnya segala puji bagi Allaah, kita memuji-Nya, memohon pertolongan dan ampunan kepada-Nya, dan aku pun berlindung kepada Allaah dari kejahatan diri dan keburukan amal perbuatanku. Siapa yang diberi hidayah oleh Allaah maka tak ada sesuatu pun yang dapat menyesatkannya, dan siapa yang disesatkan, maka tidak ada sesuatu pun yang dapat memberinya hidayah. Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allaah semata, yang tidak ada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan dan hamba-Nya.


Setelah kemarin aku menulis Nasehat Teruntuk Saudaraku yang Kucintai Karena Allaah yang dirasa-rasa adalah teguran bagi para ikhwan yang masih suka memandangi foto/gambar wanita yang bukan mahramnya, muncul beberapa pertanyaan dari sahabatku yang berkenaan dengan wanita yang memandangi laki-laki baik secara langsung ataupun berupa gambar atau foto. Belum sempat kutanyakan pada Murrabiyahku masalah itu, namun kita bisa menemukannya di dalam Al-Qur’an.

Kita tanyakan, apakah boleh bagi wanita memandangi wajah seorang lelaki tanpa adanya alasan syar’i? Al-Qur’an pun menjawab dengan gamblang dalam surat An-Nuur ayat 31:


“Dan katakanlah kepada wanita beriman: ‘Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara mereka, atau putera-putera saudara laki mereka, atau putera saudara-saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan–pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.’”


Syaikh ‘Abdurrahman Bin Nashir As-Sa’dy pernah berkata berkenaan ayat di atas, “(yaitu hendaknya wanita mukmin menahan pandangannya) dari aurat-aurat laki-laki dengan disertai syahwat dan yang lainnya dari memandang kepada sesuatu yang terlarang.”


Dalam ayat di atas telah jelas kata-kata menahan pandangan yang berarti sama dengan menundukkan pandangan. Dan ayat tersebut khusus ditujukan kepada wanita beriman, yang diberengi dengan syariat menjaga kemaluan dan menutup aurat. Sama halnya dengan surat An-Nuur ayat 30 yang ditujukan khusus untuk laki-laki. Maka tak ada alasan lagi bahwa menundukkan pandangan hanyalah kewajiban seorang laki-laki, namun wanita pun sama. Lalu apa yang membuat kita tak mau mematuhi perintah Allaah ‘azza wa jalla?


Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa laki-laki pada dasarnya senang melihat wanita, begitupun wanita, senang memandangi laki-laki. Kalau hal tersebut tidak ada di dalam hati seorang wanita maka perlu dipertanyakan kenormalan wanita tersebut. Aku pun sebagai wanita merasakannya, bagaimana Allaah menciptakan banyak lelaki tampan di dunia ini dan itu amat menyusahkan kami para wanita. Jangan dikira hanya laki-laki saja yang dapat ditimpa fitnah berupa pandangan, wanitapun sama. Namun mungkin fitnah yang ditimbulkan berbeda. Aku pernah berpikir mengapa laki-laki tampak amat menarik perhatianku? Tidak pernah sekalipun aku berpikir seperti itu sebelumnya. Ini amat menyusahkan, namun disaat yang bersamaan aku pun bersyukur. Karena itu berarti diriku normal. Tinggal bagaimana cara kita menyikapinya. Dan aku lebih bersyukur lagi karena Allaah membantuku untuk menjaga pandanganku. Semua terasa lebih ringan karena Allaah. Dan akupun sangat menyadari bahwa tak ada gunanya memandangi laki-laki, karena hal itu hanya akan membuat setan ridha dan menimbulkan angan-angan palsu.


So girls, it’s clear enough then. Mari tundukkan pandangan kita karena Allaah. Rasulullaah shallallaahu ‘alaihi wasallam telah bersabda:

“Janganlah kamu mengikutkan pandangan dengan pandangan berikutnya. Sebab hanya pandangan pertama saja yang dibolehkan bagimu, tidak untuk pandangan setelahnya.”

[HR Abu Daud, no. 2149; At-Tirmidzi, no. 2777; Ahmad, V:353 dan V:357; dan Baihaqi, VII:90; dari Buraidah]





Lampung Selatan, 27 Rabial Awwal 1437 H





Dari saudarimu yang mencintaimu karena Allaah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar