Jumat, 21 Agustus 2015

Nasehat Teruntuk Saudaraku yang Kucintai Karena Allaah



Duhai saudaraku,
Teruntuk dirimu, terlebih yang sudah lama berhijrah
Yang sudah sedikit banyak mengerti mengenai Diennya
Yang sudah sedikit banyak mengerti mengenai yang halal dan yang haram
Dan saudaraku, terutama yang baru saja berhijrah
Yang masih agak sulit mengamalkan ilmu yang didapat
Yang masih sedikit sulit untuk menyesuaikan diri dengan habitat yang baru
Dan saudaraku, terkhusus yang baru terdapat niatan di hatinya untuk berhijrah
Semoga Allaah ‘azza wa Jalla memudahkan niatan itu dan menjadikan kita semua istiqomah di atas kebenaran
Bukankah kita diberi anjuran untuk saling nasehat-menasehati dalam kebaikan?
Maka adalah baik bagi kita untuk memulainya, dan sekarang akan kumulai
Bukan berarti diri ini lebih berilmu dan lebih paham
Bukan berarti diri ini terlepas dari semua kemaksiatan dan dosa
Namun nasehat ini juga merupakan teguran teruntuk diri ini sendiri

Duhai saudaraku,
Bukankah Allaah ‘azza wa Jalla telah memerintahkan kita untuk menundukkan pandangan?
“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allaah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.” [QS An-Nuur (24): 30]
Lalu apa yang membuat diri tetap memperturutkan hawa nafsu?
Apa yang membuat diri tidak bisa menahan pandangan?
Ketahuilah, bahwa mata kita akan menjadi saksi di hari akhir kelak
Mungkin diri sudah menahan pandangan saat berada di luar rumah
Menolak memandang sesuatu yang haram dan dilarang
Namun apakah hal yang sama kita lakukan saat bersendirian?
Jangan sampai diri ini menjadi tipe orang ketiga yang disebutkan oleh Syaikh Mansur bin Muhammad al Muqrin dalam ceramah beliau[1]
Yaitu orang yang berpenampilan secara dzahir adalah sosok shalih dan shalihah
Yang pandangannya barangkali tidak liar
Namun tatkala di tempat yang sepi pandangannya menjadi liar
Melihat yang diharamkan Allaah ‘azza wa Jalla
Wal iyadzubillah,
Tidakkah kita mengetahui bahwa Allaah ‘azza wa Jalla selalu mengawasi kita?
Walau tak ada seorangpun yang berada di dekat kita

Duhai saudaraku,
Janganlah kau jadikan Allaah ‘azza wa Jalla sebagai pihak terendah yang menyaksikanmu
Barangkali kita sudah menahan pandangan di dunia nyata
Namun, bagaimana hal tersebut di dunia maya?
Apa karena itu bukan dunia nyata lalu kita berhak melihat apapun sesuka hati kita?
Tanpa menimbang manfaat dan mudharatnya?
Ketahuilah wahai saudaraku, menahan pandangan bukan hanya terbatas pada dunia nyata saja
Dimanapun kita berada, kapanpun, bersama siapapun, dengan media apapun
Wajib bagi kita mematuhi hukum Allaah ‘azza wa Jalla
Walau di media sosial sekalipun
Apakah kau berpikir perbuatanmu akan dibiarkan begitu saja tanpa ditanya Rabbmu ‘azza wa Jalla?

Duhai saudaraku,
Maka tundukkanlah pandanganmu dimanapun kau berada
Ketahuilah, Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah menuturkan bahwa kebanyakan dari kemaksiatan adalah melalui empat pintu, yakni:
Pandangan, Lintasan Hati, Ucapan Kata, dan Langkah[2]
Tidakkah kita sadari ini?
Pandangan menjadi hal pertama yang dituturkan oleh beliau –rahimahullaah-
Maka alangkah lebih baik jika kita tidak melihat gambar ataupun foto seorang ajnabiy di media sosial
Supaya kita tidak terkena fitnahnya
Supaya terhindari kemaksiatan dari diri kita
Tundukkanlah pandangan, walau di facebook sekalipun!

Duhai saudaraku,
Terkait masalah memandang foto atau gambar wanita ajnabiyyah (bukan mahram)
Syaikh Muhammad bin Shalih Al 'Utsaimin –rahimahullaah- pernah ditanya mengenai hal tersebut
Lalu beliau mengatakan:

هذا تهاون خطير جداً ، وذلك أن الإنسان إذا نظر للمرأة سواء كان ذلك بوساطة وسائل الإعلام المرئية ، أو بواسطة الصحف أو غير ذلك ، فإنه لابد أن يكون من ذلك فتنة على قلب الرجل تَجُرّه إلى أن يتعمد النظر إلى المرأة مباشرة ، وهذا شيء مشاهد .

ولقد بلغنا أن من الشباب من يقتني صور النساء الجميلات ليتلذذ بالنظر إليهن ، أو يتمتع بالنظر إليهن ، وهذا يدل على عظم الفتنة في مشاهدة هذه الصور ، فلا يجوز للإنسان أن يشاهد هذه الصور ، سواء كانت في مجلات أو صحف أو غير ذلك
.

Ini sikap yang menyepelekan sekali, karena jika seseorang melihat wanita, baik melalui video, media cetak, atau selainnya, niscaya hal itu menyebabkan fitnah (kerusakan) di dalam hati seorang lelaki yang menggiringnya untuk melihat wanita tersebut secara langsung. Ini Fakta.
Kami telah mendengar bahwa ada sebagian pemuda yang terfitnah oleh gambar-gambar wanita yang cantik-cantik untuk dinikmatinya, dan ini menunjukkan besarnya fitnah melihat gambar tersebut. Maka tidak boleh seseorang melihat gambar tersebut, baik melalui majalah atau halaman buku, atau selainnya.
Lihatlah, betapa kerasnya Syaikh Al ‘Utsaimin melarang melihat wanita ajnabiyyah!
Karena memang dampak yang akan ditimbulkan juga besar
Kerusakan yang ditimbulkan akan lebih besar

Duhai saudaraku,
Maka alangkah lebih baiknya kita menjaga pandangan kita walau di dunia maya sekalipun
Tundukkan dan tahanlah pandangan
Dan akan lebih baik lagi jika kita tidak berteman dengan seorang ajnabiy di akun media sosial kita
Agar lebih terjaga lagi diri kita dari berbagai kemaksiatan
Walau memang sulit dilakukan
Percayalah hal itu lebih baik bagimu dan bagi agamamu
Namun, ketika kau sudah yakin dapat menundukkan dan menahan pandanganmu dari yang haram
Maka tafadhal….
Selama kau bisa menjaga pandanganmu dan agamamu
Rasulullaah shallallaahu ‘alaihi wasallam telah bersabda:
“Janganlah kamu mengikutkan pandangan dengan pandangan berikutnya. Sebab hanya pandangan pertama saja yang dibolehkan bagimu, tidak untuk pandangan setelahnya.”[3]
Beliau shallallaahu ‘alaihi wasallam juga bersabda :
“Pandangan merupakan anak panah beracun dari anak-anak panah iblis. Maka barangsiapa yang menahan pandangannya dari kecantikan seorang wanita karena Allaah, niscaya Allaah akan mewariskan rasa manis dalam hatinya sampai hari pertemuan dengan-Nya.”[4]
Wallaahu a’lam bishawab
Semoga Allaah ‘azza wa Jalla selalu menjaga kita dalam ketaatan kepada-Nya
Dan menjauhkan kita dari segala keburukan dan kemaksiatan
Barrakallaahu fii umrik

Lampung Selatan, 30 Syawal 1436 H



Dari saudarimu yang mencintaimu karena Allaah


Footnote:
[1] [Renungan] Empat Saksi Manusia di Hari Akhir, dlvr.it/BrG8rj
[2] Mukhtashar Ad-Da’ Wa Ad-Dawa’, Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah, hlm.121-126
[3] HR Abu Daud, no. 2149; At-Tirmidzi, no. 2777; Ahmad, V:353 dan V:357; dan Baihaqi, VII:90; dari Buraidah
[4] HR Al-Hakim dalam Al-Mustadrak, V:313; Al-Qudha’i dalam Musnad Asy-Syihab, no. 292; dan Ibnul Jauzi dalam Dzammul Hawa, hlm.13; dari Hudzaifah radhiallaahu’anhu. Juga diriwayatkan oleh Ath-Thabrani dalam Al-Kabir, no.10362 dari Ibnu Mas’ud radhiallaahu’anhu. Diriwayatkan pula oleh Ibnul Jauzi dalam Dzammul Hawa, hlm. 140 dari Ali bin Abi Thalib radhiallaahu’anhu.

Sumber:
1.       Ad-Da’ Wa Ad-Dawa’, Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah rahimahullaah
2.       Muslimah.or.id
3.       Kiblat.net
4.       Muslim.or.id

1 komentar:

  1. Caesars Casino & Hotel | Mapyro
    Located in Las Vegas Strip, this smoke-free 공주 출장마사지 hotel 김제 출장샵 and 안양 출장안마 casino is adjacent 평택 출장샵 to the 파주 출장안마 Convention Center and within a 5-minute drive of

    BalasHapus