Kamis, 18 Juli 2013

Fastabiqul Khairat


Assalamu’alaykum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah subhanahu wa ta’ala, Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan hidayah-Nyalah kita memiliki nikmat yang sangat banyak yang mungkin tidak akan bisa kita bayar dengan sesuatu apapun. Sholawat serta salam  semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad shallallaahu ‘alaihi wassalaam, Rasulullaah yang berakhlak paling mulia, dan sahabat, tabi’in, tabiut tabi’in, serta orang-orang yang berjuang menegakkan Islam menurut ajarannya.
Apa kabar shalihat? Semoga kalian masih dalam lindungan Allah subhanahu wa ta'ala. Alhamdulillaah ana masih diberikan kesempatan untuk posting artikel lagi ^^. Sebenernya artikel ini bahan untuk kultum di majelis yang ana ikuti, tapi itu bukan masalah. Karena ana udah bertekad untuk membagi ilmu dengan shalihat hehe. Selamat membaca ya, semoga bermanfaat. Barakallahu fiyk..
Berlomba dalam menggapai dunia bukan hal yang asing lagi di tengah kita. Untuk masuk perguruan tinggi terkemuka, kita dapat menyaksikan sendiri bagaimana setiap orang ingin dapat yang terdepan. Cita-citanya yaitu bagaimana agar dapat memperoleh penghidupan yang bahagia kelak. Namun amat jarang kita perhatikan orang-orang berlomba dalam hal akhirat. Sedikit orang yang mendapat rahmat Allah yang mungkin sadar akan hal ini. Coba saja perhatikan bagaimana orang-orang lebih tertarik untuk menghafal berbagai tembangan ‘nyanyian’ daripada menghafalkan Al Qur’an Al Karim. Bahkan lebih memilih menjadi nomor satu dalam hal tembangan lagu apa saja yang dihafal, daripada menjadi nomor satu dalam menghafalkan Kalamullah.
Sebagai seorang muslim sudah sepatutnya kita mengerjakan amalan yang diperintahkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Salah satunya yaitu berlomba-lomba dalam kebaikan akhirat. Ada beberapa ayat yang terdapat di dalam Al-Quran yang mengajak kita untuk berlomba-lomba dalam kebaikan. Seperti surat Al-Baqarah ayat 148, yang berisi,
“Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. Dimana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Mahakuasa atas segala sesuatu”
Dari ayat tersebut bisa kita simpulkan bahwasanya setiap umat harus menggunakan akal dan segenap kemampuannya untuk berlomba-lomba dalam kebaikan dan ketaatan terhadap Allah subhanahu wa ta'ala. Allah subhanahu wa ta'ala juga menyuruh umat islam untuk meraih suatu kebaikan dalam hidupnya. Sekecil apapun kebaikan yang dilakukan oleh umat islam pasti akan mendapat balasan dari Allah subhanahu wa ta'ala. Apalagi di bulan Ramadan ini, semua pahala dilipatgandakan. Maka tidak ada alasan bagi kita untuk menolak berbuat kebaikan dan bermalas-malasan.
Dalam ayat tersebut juga dijelaskan bahwasanya Allah subhanahu wa ta'ala akan mengumpulkan seluruh manusia di hari kiamat kelak. Pada hari itulah, semua amalan yang telah kita kerjakan akan dihisab, saat itu akan diketahui dengan jelas siapakah yang paling banyak amal kebaikannya.
Asy Syaukani rahimahullah mengatakan, “Berlombalah menjadi yang terdepan dalam beramal sholih yang menyebabkan datangnya ampunan dari Rabb kalian, serta bertaubatlah atas maksiat yang kalian perbuat.”
Syaikh As Sa’di rahimahullah mengatakan, “Allah memerintahkan untuk berlomba-lomba dalam meraih ampunan Allah, ridha-Nya, dan surga-Nya. Ini semua bisa diraih jika seseorang melakukan sebab untuk mendapatkan ampunan dengan melakukan taubat yang tulus, istighfar yang manfaat, menjauh dari dosa dan jalan-jalannya. Sedangkan berlomba untuk meraih ridha Allah dilakukan dengan melakukan amalan shalih dan semangat menggapai ridha Allah selamanya (bukan sesaat). Bentuk dari menggapai ridha Allah tadi adalah dengan berbuat ihsan (berbuat baik) dalam beribadah kepada Sang Khaliq dan berbuat ihsan dalam bermuamalah dengan sesama makhluk dari segala segi.”
Ibnu Rajab Al Hambali rahimahullah menerangkan, “Para sahabat memahami bahwa mereka harus saling berlomba untuk meraih kemuliaan di surga. Mereka berusaha menjadi terdepan untuk menggapai derajat yang mulia tersebut. Oleh karena itu, jika di antara mereka melihat orang lain mendahului mereka dalam beramal, mereka pun bersedih karena telah kalah dalam hal itu. Inilah bukti bahwa mereka untuk menjadi yang terdepan.”
Kita dapat melihat pula dalam kalam ulama salaf lainnya.
Hasan Al Bashri rahimahullah mengatakan, “Jika engkau melihat orang lain mengunggulimu dalam hal dunia, maka kalahkanlah ia dalam hal akhirat.”
Wuhaib bin Al Ward rahimahullah mengatakan, “Jika engkau mampu tidak ada yang bisa mengalahkanmu dalam hal akhirat, maka lakukanlah.”
Sebagian salaf mengatakan, “Jika engkau mendengar ada yang lebih taat pada Allah darimu, seharusnya engkau bersedih karena telah kalah dalam hal ini.”
Coba kita bayangkan keadaan kita saat ini. Tidak ada rasa sedih. Tidak ada rasa dikalahkan. Perasaan hanya biasa-biasa saja jika ada yang mengungguli kita dalam hal akhirat. Akhirnya, untuk menggapai surga pun menjadi lemah. Kemanakah hati yang lemah? Yaa Allah tunjukilah kami ke jalan-Mu!
Banyak sekali amalan-amalan yang membawa kita kedalam kebaikan, contohnya bersikap jujur dan sportif, banyak-banyak bersedekah, senantiasa melakukan amalan wajib dan sunnah, mentadaburi Al-Quran, menuntut ilmu, membagi ilmu yang bermanfaat dan masih banyak lagi. Dan rata-rata semua amalan itu adalah amalan yang mudah dilakukan, karena sesuai dengan ayat di dalam Al-Quran yang berbunyi,
“…Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu…” (QS. Al-Baqarah:185).
            Maka dianjurkan bagi tiap-tiap kaum muslim untuk berlomba-lomba dalam kebaikan, Karena itu bisa meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah subhanahu wa ta'ala. Selain itu, dengan berlomba-lomba dalam kebaikan kita tidak hanya memotivasi diri kita sendiri, melainkan akan mendorong orang lain untuk berbuat yang sama disaat mereka melihat kita melakukan amal kebaikan.
            Hal-hal positif yang muncul inilah yang membuat kita ditugaskan untuk berlomba-lomba dalam kebaikan. Karena disaat kita melakukan suatu amalan baik, in syaa Allah akan tumbuhlah keimanan kita, dan apabila sudah tumbuh, maka keimanan itu akan terpupuk sehingga dapat selalu istiqomah karena diiringi oleh amalan baik yang tidak pernah terputus.
            Memang susah membiasakan diri untuk senantiasa berbuat kebaikan, namun jika kita berusaha dengan sungguh-sungguh dan tak lupa berdoa maka in syaa Allah itu akan menjadi kebiasaan baru bagi kita. Dan ketika kita sudah terbiasa dengan hal tersebut maka kita akan semakin mencintai amalan baik tersebut dan berat untuk meninggalkannya. In syaa Allah
            Semoga materi singkat ini dapat memotivasi kita dan membukakan jalan bagi kita semua untuk senantiasa mengingat Allah dan mengerjakan apa yang diperintahkan-Nya.

Wassalamu’alaykum warahmatullahi wabarakatuh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar