Sabtu, 20 Juli 2013

Bersabarlah Kawan


Assalamu’alaykum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah subhanahu wata’ala, Tuhan Yang Maha Esa, karena kita masih diberi kesehatan dan kenikmatan sehingga ana masih bisa menulis artikel ini dan shalihat masih bisa membacanya.
Sholawat serta salam  semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad salallahu ‘alaihi wassalam, Rasulullah yang berakhlak paling mulia, dan sahabat, tabi’in, tabiut tabi’in, serta orang-orang yang berjuang menegakkan Islam menurut ajarannya.
Sebagai seorang manusia pasti kita memiliki masalah yang selalu menghampiri kita. Terutama sebagai seorang muslim, masalah ini biasa kita sebut dengan cobaan. Cobaan yang menimpa kita itu datangnya karena perbuatan kita sendiri, mau kecil ataupun besar. Allah akan menguji hamba-Nya yang menurut Allah mampu menghadapi cobaan itu.
Mungkin cobaan yang dialami oleh kaum muslim pada zaman sekarang ini masih sama dengan cobaan kaum muslim pada zaman Rasul, yaitu penindasan karena memperjuangkan tauhid. Seperti yang terjadi di Palestina, Rohingya, Syria dan beberapa Negara lain. Namun jarang kita lihat orang di Indonesia yang mendapatkan cobaan seperti itu. Seperti salah satu sahabat di zaman Rasulullah, yaitu Bilal bin Rabah. Ia disiksa oleh majikannya, Umayyah karena penghianatannya dengan mengakui keesaan Allah. Ia dibawa keluar pada siang hari ke padang pasir dan dicampakkan diatas pasir-pasir yang panas dalam keadaan tak berbaju. Kemudian dibawalah batu yang telah dipanaskan yang diangkat dari tempatnya oleh sejumlah orang dan diletakkan diatas tubuh dan dada Bilal. Siksa demi siksa, berulang-ulang dialaminya setiap hari, namun ia tetap tegar. Mereka menyuruh Bilal untuk mengatakan Lata dan Uzza dengan baik, namun Bilal tetap mengakui keesaan Allah dengan berkata, “Ahad, Ahad”.
Akhirnya pertolongan Allah pun datang. Abu Bakar Ash-Shidiq datang dan membebaskannya dengan membelinya dari Umayyah. Sungguh sangat berat cobaan yang dialami Bilal bin Rabah. Dan masih banyak lagi cobaan demi cobaan yang dialami kaum muslim di zaman Rasulullah saw.
Disinilah Allah menyuruh kita untuk tetap sabar dan berlapang dada disaat cobaan menghampiri kita. Walaupun cobaan itu sangat berat. Karena Allah tidak akan menguji hamba-Nya diluar batas kemampuan hamba-Nya. Dan tidak akan sia-sia orang yang bersabar dan berlapang dada.
"Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas. (QS. Az Zumar: 10)"
Sabar adalah suatu hal yang sangat baik, karena dapat mendekatkan diri kita kepada Allah dan insya Allah berbuah surga. Seperti contoh hadist yang diriwayatkan dari 'Atho' bin Abi Robaah, ia berkata bahwa Ibnu 'Abbas berkata padanya, "Maukah kutunjukkan wanita yang termasuk penduduk surga?" 'Atho menjawab, "Iya mau." Ibnu 'Abbas berkata, "Wanita yang berkulit hitam ini, ia pernah mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, lantas ia pun berkata, "Aku menderita penyakit ayan dan auratku sering terbuka karenanya. Berdo'alah pada Allah untukku." Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pun bersabda, "Jika mau sabar, bagimu surga. Jika engkau mau, aku akan berdo'a pada Allah supaya menyembuhkanmu." Wanita itu pun berkata, "Aku memilih bersabar."  Lalu ia berkata pula, "Auratku biasa tersingkap (kala aku terkena ayan). Berdo'alah pada Allah supaya auratku tidak terbuka." Nabi -shallallahu 'alaihi wa sallam- pun berdo'a pada Allah untuk wanita tersebut. (HR. Bukhari no. 5652 dan Muslim no. 2576)
            Cobaan yang datang kepada kita itu tidak mungkin selamanya datang secara terus menerus. Melainkan akan ada masa dimana cobaan itu usai, kuncinya yaitu tadi sabar dan berlapang dada. Setelah kita mengalami kesedihan dan kesusahan pasti kita akan mendapatkan kesenangan dan kemudahan. Karena terdapat ayat dalam Al-Qur’an yang menjelaskan tentang hal tersebut.
فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Alam Nasyroh: 5)
Ayat ini pun diulang setelah itu,
إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Alam Nasyroh: 6).
            Sahabat mulia, ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu pernah berkata, “Seandainya kesulitan masuk ke dalam suatu lubang, maka kemudahan pun akan mengikutinya  karena Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.
Ibnul Mubarok berkata dalam “Al Jihad” bahwa ‘Umar bin Al Khottob pernah menulis surat kepada Abu ‘Ubaidah yang baru tiba di Syam dan dihadang oleh musuh kala itu. Isi tulisan ‘Umar adalah, “Amma ba’du, tidaklah Allah menurunkan kesulitan pada seorang mukmin melainkan setelah itu Allah akan datangkan kegembiraan padanya. Karena ingatlah, satu kesulitan mustahil mengalahkan dua kemudahan.” Kemudian dalam surat tersebut ‘Umar menyebutkan ayat,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اصْبِرُوا وَصَابِرُوا وَرَابِطُوا
Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung.” (QS. Ali Imron: 200)
Setelah kita mengetahui berita gembira bagi orang yang mendapat kesulitan dan kesempitan yaitu akan semakin dekat datangnya kemudahan, maka sikap yang wajib kita miliki ketika itu adalah bersabar dan terus bersabar. Artinya, ketika sulit, hati dan lisan tidak berkeluh kesah, begitu pula anggota badan menahan diri dari perilaku emosional seperti menampar pipi dan merobek baju sebagai tanda tidak ridho dengan ketentuan Allah.
Sabar menanti adanya kelapangan adalah solusi paling ampuh dalam menghadapi masalah, bukan dengan mengeluh dan berkeluh kesah. Imam Asy Syafi’i pernah berkata dalam bait syair,
صَبرا جَميلا ما أقرَبَ الفَرجا ... مَن رَاقَب الله في الأمور نَجَا ...
مَن صَدَق الله لَم يَنَلْه أذَى ... وَمَن رَجَاه يَكون حَيثُ رَجَا ...
Bersabarlah yang baik, maka niscaya kelapangan itu begitu dekat.
Barangsiapa yang mendekatkan diri pada Allah untuk lepas dari kesulitan, maka ia pasti akan selamat.
Barangsiapa yang begitu yakin dengan Allah, maka ia pasti tidak merasakan penderitaan.
Barangsiapa yang selalu berharap pada-Nya, maka Allah pasti akan memberi pertolongan
Dalam syair Arab dikatakan, “Sabar itu seperti namanya, pahit rasanya, namun akhirnya lebih manis daripada madu.
Dan dalam pepatah Inggris dikatakan, “Every cloud has a silver lining”

Semoga artikel singkat ana ini dapat membuka hati kita yang telah lama tertutup
  
Wassalamu’alaykum warahmatullahi wabarakatuh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar